Bumi pertiwi Indonesia ini menganut sebuah ideologi penting yang dikenal dengan sebutan “Pancasila”. Hari Pancasila ini diperingati setiap tanggal 1 Juni, sebagai hari lahirnya Pancasila. Pancasila mengandung lima (5) sila penting yang mencerminkan idealisme atau cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila sendiri terlahir dari pemikiran hebat para pahlawan Indonesia, di antaranya: Ir. Soekarno, Muhammad Yamin, Soepomo, dll yang berjuang mati-matian secara heroik untuk mengaktualisasikan kemerdekaan Indonesia akibat ratusan tahun dijajah oleh kolonialisme Barat.
Melihat begitu
besarnya hati dan jiwa para pahlawan akan masa depan bangsa, di tengah rumitnya
situasi yang mencekam, kita sebagai generasi milenial tidak bisa hanya duduk
dan menikmati kemerdekaan saat ini, namun kita kaum milenial harus mampu
berperan aktif mewujudkan Indonesia yang harmoni/damai/adil melalui
pengahayatan nilai-nilai luhur Pancasila dalam realitas kehidupan sehari-hari
kita sebagai kaum milenial.
Generasi milienial
atau generasi Y (teori William Straus dan Neil Howe) yang saat ini berumur
antara 18–36 tahun, merupakan generasi di usia produktif. Generasi yang akan
memainkan peranan penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pada generasi
milenial saat ini yang lebih akrab dikenal dengan teknologi dan media sosial.
Selain itu, generasi milenial sangat lebih terbuka dengan pemikirannya, maka
mereka juga dengan mudah mengadopsi nilai sosial yang lebih berprilaku modern.
Untuk memperkokoh mental berbangsa yang berkebudayaan Indonesia, generasi
milenial sebagai generasi pemegang masa depan bangsa Indonesia perlu memahami dan
mengamalkan nilai-nilai dasar Pancasila.
Sila pertama,
Ketuhanan yang maha Esa. Makna sila satu adalah dalam pelaksanaan di setiap
kegiatan yang kita lakukan wajib dilandasi oleh iman dan ketaqwaan. Didalam
kehidupan masyarakat Indonesia juga telah berkembang berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan akan mendidik
kita semua untuk saling menghormati antar sesama anggota masyarakat.
Sila kedua.
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Hidup manusia tidak lepas dari hubungan
dengan manusia lain, tanpa berhubungan ataupun bermasyarakat manusia tidak
dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan ini pula manusia disebut dengan makhluk
sosial. Dalam sila ini, bangsa Indonesia mengutarakan pentingnya memandang
persamaan manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban.
Utamanya dalam menggunakan hak asasi manusia.
Sila ketiga.
Persatuan Indonesia. Jika kita lihat pada semboyan bangsa Indonesia
"Bhineka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap
satu jua" bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak sekali
budaya,suku,bahasa yang beraneka dan sebagaimana mestinya hal tersebut harus
dapat bersatu dengan adanya semboyan Bhineka Tunggal Ika. Saling menghargai dan
menghormati adalah kunci sukses dari menjaga persatuan di Indonesia. Dalam
memersatukan Indonesia peran generasi muda juga sangat berpengaruh. Pada sila
ini ditanamkan nilai-nilai kesatuan dalam berbangsa.
Sila Keempat. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal sistem bermusyawarah dalam
menyelesaikan masalah-masalah utamanya yang menyangkut kepentingan bersama.
Kepentingan pribadi akan dikalahkan, bila bertentangan dengan kepentingan umum.
Kebebasan dijamin sesuai dengan mufakat. Segala sesuatu diambil secara
musyawarah untuk mencapai mufakat.
Sila kelima.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial juga berarti
bersifat adil bagi setiap hubungan masyarakat. Bersikap adil juga diartikan apabila
setiap warga negara dapat menikmati hasil yang sesuai dengan fungsi dan
peranannya dalam masyarakat. Dapat dikatakan pula sila keadilan sosial ini
dapat melandasi upaya terciptanya pemerataan rasa keadilan untuk kesejahteraan
bersama.
Permasalahannya
adalah jika generasi milenial tidak ikut serta mengamalkan nilai-nilai
Pancasila seutuhnya, kemungkinan yang terjadi adalah Indonesia ke depan akan
mudah dijajah oleh kebudayaan luar yang bertentangan dengan budaya dan nilai
Pancasila, rentan akan perpecahan, akrab dengan ketidakadilan dan kejujuran.
Generasi milenial yang tidak dapat mengamalkan nilai pancasila dengan baik akan
mengakibatkan krisis makna pandangan hidup berbangsa dan bernegara yang sesuai
cita-cita bangsa Indonesia terdahulu.
Kita sebagai
generasi muda harus yakin bahwa Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat.
Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan
Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku
bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku
bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru
perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita yang kuat seperti
Pancasila.
Terdapat dua syarat agar Pancasila dapat beroperasi secara optimal dalam masyarakat. Pertama, Pancasila harus terpahami dan terinternalisasi pada setiap individu. Kedua, mampu menggunakan Pancasila sebagai alat penyelesaian masalah.
Pancasila sebagai nilai universal masih sangat relevan dengan generasi hari ini. Pancasila hanya perlu terinternalisasi dengan baik ke setiap generasi yang ada khususnya generasi milenial yang akan menjadi salah satu tokoh pergerakan kemajuan negara yang kita cintai ini.
Nilai-nilai ketuhanan, Indonesia adalah negara religius yang menjadikan
nilai-nilai religiusitas sebagai sumber etika dan spiritualitas dalam bersikap
tindak termasuk sikap tindak dalam dunia virtual. Menghargai perbedaan agama
dan kepercayaan dalam bermedia sosial akan menghantarkan kesedepaan dalam
kehidupan beragama. Tidak melontarkan konten penghinaan atau menyudutkan agama
dan kepercayaan tertentu membuat kehidupan beragama menjadi tentram dan damai.
Nilai-nilai
kemanusiaan, memahami dan menghargai hak dan kewajiban setiap orang dalam
berselancar di dunia maya adalah salah satu ciri netizen yang
humanis. Tidak menyebarkan konten hoax dan provokasi karena hal
tersebut merupakan tindakan yang tidak beradab.
Nilai-nilai
persatuan, forum-forum dunia maya juga dapat dijadikan media untuk memperkuat
semangat nasionalisme. Memprioritaskan persatuan dan kesatuan bangsa di atas
kepentingan golongan atau pribadi saat diskusi di forum-forum dunia maya.
Selalu menjunjung tinggi bhinneka tunggal ika dalam setiap perbedaan di dalam
forum online.
Nilai-nilai
musyawarah dalam hikmat kebijaksanaan, berlaku santun terhadap setiap pandangan
politik setiap orang dalam dunia maya. Ikut serta menjalankan setiap keputusan
yang dihasilkan melalui diskusi online. Menyelesaikan setiap perdebatan di
grup online dengan mengedepankan musyawarah.
Nilai-nilai keadilan sosial, setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mengakses informasi dan berkumpul dalam kelompok-kelompok dunia maya dengan tetap menghargai hak asasi manusia setiap orang.
Oleh karena itu, di tengah krisis nasionalisme yang sedang melanda negeri ini, Pancasila adalah cahaya penuntun untuk mengenal kembali jati diri bangsa dan perekat untuk mempersatukan perbedaan. Semoga Tuhan yang Maha Esa merahmati dan mencerahkan hati dan pikiran kita semua.
Komentar
Posting Komentar